Back
Featured image of post Tentang Stoikisme, Dampaknya Terhadap Dirimu Dan Masalahmu

Tentang Stoikisme, Dampaknya Terhadap Dirimu Dan Masalahmu

kali ini aku gw akan bahas salah satu filsafat yang mengubah cara pandang gw terhadap ekspektasi dan menyikapi sebuah masalah dalam suatu keadaan adalah stoikisme.

Apa itu Stoikisme

Stiokisme itu adalah aliran Filsafat yang membantu kita buat mengontrol emosi negatif dan melipatgandakan rasa rasa syukur terhadap apa yang kita rasakan (kalo pendapat pribadi gw itu gimana cara kita menempatkan kebahagiaan dalam diri kita), gitu singkatnya,

Tentang Stiokisme

Stoikisme mendefinisikan bahwa hidup terbagi dalam 2 dimensi (Dikotomi Kendali) yaitu

  • Dimensi Internal
  • Dimensi External

Dimensi Internal

dimensi ini adalah segala sesuatu yang berada dalam kendali kamu secara penuh, dan berbagai faktor termasuk faktor intrinsik contohnya

  • Etos Kerja
  • Komitmen
  • Profesionalitas
  • Aksi
  • Cara Pandang
  • Ekspektasi Terhadap Diri Sendiri

intinya adalah semua hal yang bisa kamu kendalikan secara penuh

Dimensi External

dimensi ini itu kebalikan dari dimensi yang sebelumnya dibahas, Dimensi External itu adalah segala sesuatu yang diluar kontrol kamu (yang sama sekali ga bisa kamu kendalikan) contoh

  • Pendapat orang lain
  • Ekspektasi orang lain
  • Reaksi orang Lain Terhadap Aksi yang kamu lakuin
  • Peristiwa Buruk yang terjadi
  • Respon Orang Lain

Masalah yang Dihadapi Secara umum

masalahnya manusia pada umumnya menaruh faktor kepuasan dan kebahagiaan nya di faktor external (ke hal-hal yang ga bisa dikendalikan) makanya muncul lah istilah istilah keren seperti

  • Insecure
  • Overthinking
  • Merasa ga Goodlooking
  • Minder
  • Ga berani Memulai Sesuatu (karena kebanyakan mikir)
  • Ekspektasi berlebihan ke orang atau suatu hal
  • Ngga Pede

dan masih banyak lagi masalah masalah lainya dan tiap orang pasti beda beda

Why Stoikisme

dari masalah masalah diatas stoikisme hadir buat membantu kita buat sadar bahwa faktor kebahagiaan dan faktor kepuasan bisa di shifting dari dimensi External ke Dimensi Internal

Contoh Kasusnya

misal kamu adalah seorang penulis, ketika membuat suatu karya buku atau sebuah artikel, topik yang mau dibahas judul tulisan nya, temanya apa, bahkan sampai siapa saja yang terlibat itu kamu yang handle kamu yang tentukan.

namun beda lagi dengan respon orang lain, yang mana meliputi komentar orang lain misal dari sosial media atau saat nongkrong sama temen dan lain sebagainya,

nah ketika kamu menaruh kepuasan dan kebahagiaan dalam dimensi external (dalam hal yang ga bisa kamu kontrol) maka kamu hanya akan mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan ketika karya yang kamu buat mendapat komentar bagus dan dipuji namun jika kamu tidak mendapatkan semua itu kamu akan keceaw berat dan tidak dipungkiri lagi kamu akan menyalahkan dirimu sendiri atau bahkan orang lain yang terlibat dalam pebuatan karya kamu tersebut, akibatnya kamu menjadi egois dan sering ngga pd dalam menghadapi suatu masalah atau hal lainya.

namun sebaliknya jika kamu menaruh kepuasan dan kebahagiaanmu dalam dimensi internal, yang mana kamu alkan bahagia kalo karya kamu atau sesuatau yang kamu buat tercipta sesuai dengan yang kamu rencanakan dari awal maka kamu akan lebih tenang mengadapi berbagai pendapat orang tentang karya kamu, kamu bakal lebih santai dan berpikir lebih tenang dengan kepala dingin tentunya

Tentang Ekspektasi dan Rasionalitas

filsafat ini mengajarkan kita untuk bersikap rasional dan merespon semua hal dengan rasionalitas, artinya kalo kita mau melakukan sesuatu atau tindakan atau mengucapkan sesuatu kita sudah berpikir bahwa apa sih kemungkinan terburuk yang akan terjadi ketika melakukan hal tersebut jadi dengan kita membayangkan segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi kita akan lebih siap dalam menghadapi dan lebih bisa menerima hal tersebut, dan lebih bisa move-on kita ngga akan terpuruk lama dan merasa hancur begitu dalam.

Contoh Kasusnya

misal kamu punya seseorang yang kamu sukai, nah kalkulasikan lah kemungkinan terburuk yang akan terjadi di diri kamu ketika kamu pengen convest ke orang itu, nah ketika kamu pengen nembak gebetanmu dan ditolak, mungkin kamu akan kecewa sedih tp itu ga agkan lama karena sesuai dengan ekspektasi kamu.

tapi ketika diterima kamu akan jauh lebih merasa bahagia daripada kamu berekspektasi dari awal kamu diterima :)

Kesimpulanya

Selalu Lakukan Yang Terbaik dan Bersiap untuk Yang Terburuk

Obat Untuk Diri Sendiri

pernah ga kamu lihat temenmu lebih sukses atau lebih mapan lebih goodlooking dari diri kamu dan kamu merasa insecure dengan semua itu, dan darisana kamu menjadi berpikir bahwa apa yang salah dari diri kita, mana yah yang kurang dan akhirnya berujung iri lalu kemudian menjadi dengki. dan akibatnya

kita membeli barang yang ngga kita butuhin untuk

  • flexing
  • Mendapat Pujian dari orang lain
  • nyenengin gebetan

kenapa?

mentalitas yang haus akan pembuktian, haus akan validasi, haus akan pujian itu akan terus tumbuh seakan-akan hidup itu tentang bagaimana kita diakui dan dilihat orang

Bagaimana?

filsafat ini menjadi obat dan selalu membuat kita bersyukur atas apa yang kita miliki dan obat dari overthinking yang manjur dan menjadikan kita seseorang yang selalu bersyukur atas apa yang kita punya sekarang dan ga terganggu dengan pencapaian orang lain, dan membuat kita tidak terganggu dianggap apa kita sama orang lain, misal sebagai pengangguran, atau orang yang gagal atau dianggap sampah oleh orang lain karena udah berada dalam kontrol kita

Conclusion

disini kita tau bahwa kita ga perlu jadi yang terbaik buat orang lain, dan membuat kita bersyukur atas apa yang kita punya, dan stoikisme membantumu dalam mendefinisikan apa sih yang mau kamu capai dan membuang semua distraksi yang selama ini ga penting, nah filsafat ini menjurus ke netralitas dan rasionalitas

ini akan membantumu dalam mendefinisikan

  • apa yang sebentarnya harus kamu lakukan
  • dimana sih fokus kamu harus kamu tempatkan
comments powered by Disqus
Built with Hugo
Theme Stack designed by Jimmy